Kamis, 25 Desember 2008

Happy New Year 2009

Tahun 2008 segera berakhir dan selamat datang tahun 2009. Alangkah lebih baiknya jika kita merenungkan sebentar, apa saja yang telah kita lakukan di tahun 2008, sudahkah perbuatan kita membawa perubahan bagi diri kita dan orang lain, sudahkah kita memperbaiki kasalahan-kesalahan selama satu tahun terakhir, sudahkah kita membahagiakan orang-orang yang kita sayangi. Jadikanlah semua itu pelajaran bagi kita untuk menapaki tahun 2009 lebih baik. Marilah kita sambut tahun baru 2009 dengan semangat dan jiwa yang baru. Happy New Year 2009

Minggu, 21 Desember 2008

Spesial di Hari Ibu

Adakah pijar matahari setulus hangatmu, ibu. Selembut jemari teduh hati yang mengantarku memaknai sekujur bumi. Adakah pendar aura bulan seindah kasih sayangmu. Sedamai dekapan jubah malam pengantar lelap tidurku. Wahai perempuan yang telah bersusah payah membawaku mengenal gemerlap bintang di angkasa raya, aku mencintaimu sebagai cahaya di ujung degup hidup. Dari suci rahimmu aku terlahir sebagai cahaya mata yang telah menggenapi tugas keperempuananmu. Di bawah naung do'a restumu aku belajar merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan, berlari, terbang memaknai napas kehidupan. Semua di bawah naung cintamu ibu. Ibu, betapa seluruh dunia mengagungkan keberadaanmu.

Lihatlah Upik Abu dan Bawang Putih yang menderita setelah kepergianmu, mereka benar-benar kehilanganmu. Ibu. Ampuni aku jika lakuku lukai hatimu seperti Malin Kundang yang bersimpuh rapuh memohon pintu maafmu, ibu. Jangan kau usir aku dari cintamu seperti yang telah kau lakukan pada Sangkuriang, sungguh pun dia membunuh Tumang karena ia ingin membahagiakanmu, ibu. Dekap jiwa kami dengan cintamu, seperti yang kau lakukan pada Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Wahai ibu, cintamu adalah payung langit di hamparan semesta jingga.Ibu, kau adalah inspirasi bagi semua anak di muka bumi. Tak sadarkah kau pada lirik lagu yang dinyanyikan oleh Melly Goeslow, Iwan Falls, Sulis, John Lennon, dan ribuan penyanyi-penyanyi lainnya di muka bumi. Atau jutaan pujangga yang menyanjung namamu dalam syair-syair kekal di deras nadi mereka. Ibu, kau adalah puisi dengan makna yang tak akan pernah habis digali.

Ibu, jangan kau palingkan cinta sucimu. Kami adalah titipan-Nya yang membutuhkan air susumu. Kami membutuhkan sentuhan cinta yang dapat mengajari kami agar bisa jadi manusia yang saling mencinta dan saling menjaga. Ibu, kau adalah mahluk yang diistimewakan Sang Penaung. Tak tahukah kau, kami diperintahkan untuk menghormatimu, menjaga perasaanmu, mendo'akanmu, dan membahagiakanmu. Ibu, kaulah cahaya di jagat raya jiwa kami. Kepada semua ibu di segenap penjuru bumi, terimakasih banyak.

Dari rahimmu telah lahir penerus-penerus adam yang mewarnai hidup dengan pelangi. Tak peduli sabaik atau seburuk apapun mereka, mereka terlahir dalam fitrah suci. Tak peduli itu ilmuwan, kiyai, pencopet, direktur, koruptor, presiden, pedagang kaki lima, teroris, artis, pelawak, guru, dan jalan hidup lain yang telah mereka tempuh, mereka terlahir sebagai bayi suci yang lahir dari rahimmu. Mereka adalah anak-anak mungilmu, ibu. Anak yang setelah dewasa semakin tak tahu diri dan tak pernah sanggup memaknai keberadaanmu di selasar hidup ini. Ibu, beri kami kesempatan untuk membahagiakanmu, untuk memaknai jalan kupu-kupumu. Untukmu, wahai perempuan hebat yang melahirkan aku di hari ibu dua puluh dua tahun yang lalu, di tengah degup hidup yang semakin meredup sisa nafas ini kupersembahkan hanya untuk kebahagiaanmu.

"Ya Allah...
aku ingin hidup sebagai cahaya yang berpijar untuk kebahagiaan ibu
aku ingin mati sebagai bunga yang mewangi di jubah cinta ibu
Ya Allah, kupercayakan ibu hanya pada dekapan semesta kasih-Mu"




Sejarah Hari Ibu
Atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan, pada tanggal 22-25 Desember 1982 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya organisasi federasi yang mandiri bernama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI). Melalui PPPI terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum lelaki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Tahun 1935 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Dalam kongres tersebut dibentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia serta menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai IBU NEGARA yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada Kongres Perempuan III di Bandung tahun 1938, Pemerintah mengkukuhkan bahwa Hari Ibu merupakan Hari Nasional dan bukan Hari Libur. Tahun 1946, Badan tersebut menjadi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) yang sampai saat ini masih berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Hari Ibu oleh Bangsa Indonesia diperingati untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu serta jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan isteri maupun sebagai warga negara. Makna Hari Ibu sebagai sebagai Hari Kebangkitan, serta persatuan dan kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsa.

Senin, 15 Desember 2008

Jangan Bangga dengan Sarjana

Tulisan ini sekiranya saya berikan untuk sahabat ,teman sejawat yang lama tidak berjumpa selepas dari kampus UPN yang penuh dengan kenangan manis maupun pahit ,untuk lebih memacu semangat dan menjadi orang yang sedikit diperhitungkan di tengah-tengah dunia persaingan yang kita rasakan semakin ketat.

Bukankah dalam pergaulan orang tidak dilihat pangkat, gelar, jabatan dan kedudukannnya melainkan apa yang orang tersebut lakukan sahabat, Baikkah perbuataannya?, Burukkah perbuataannya? atau terhinakah perbuataannya?.Jangan dikira dengan menjadi sarjana diriku bangga, bukan sahabat , justru dengan menjadi sarjana di bidangku sejuta tanggung jawab menanti di pundakku , sejuta godaan juga di hadapannku .Seandainya aku boleh memilih dahulu aku akan menjadi manusia biasa dengan title biasa dari pada menjadi sarjana…tetapi untuk saat ini saya bilang "tidak".

Manusia akan merasa kurang dan kurang ketika sebuah harapan telah di capai. Harapan itulah yang membuat ambisi menjadi sebuah kristal yang menggumpal , harapan pulalah yang menjadikan manusia mencapai apa yang diingikannya. Dengan harapan dan impian ini pula mari sahabat kita bersama-sama untuk mencoba terus untuk menjadi manusia yang diperhitungkan oleh orang-orang yang kita kagumi.
"Great work is done by People who are not afraid to be great."

Menyikapi Krisis Global

Seluruh dunia saat ini sedang mengalami krisis global sejak beberapa bulan yang lalu tepatnya sejak keadaan ekonomi Amerika anjlok. Indonesia sebagai Negara pengekspor yang cukup besar ke Negara Paman Sam tersebut juga tidak luput dari keadaan krisis ini. Apa yang dilakukan pemerintahan kita? Pemerintah mencoba memberikan jaminan ekonomi bahwa Negara kita aman-aman saja mulai dari menaikkan jaminan simpanan di setiap bank sampai pada menurunkan BI rate.

Masyarakat tidak perlu panik karena krisis yang terjadi saat ini berbeda dengan krisis yang dialami Indonesia tahun 1997, saat ini situasinya berbeda. Saat ini keadaan ekonomi ini cukup baik walau tidak dipungkiri sedikit banyak juga terpengaruh oleh krisis global, untuk itu masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik karena justru akan memperburuk keadaan. Lalu pertanyaannya, sejauh mana pemerintah mampu membuat tenang seluruh masyarakat Indonesia?

Salah satu solusi alternatif dalam menyikapi krisis global ini, kita bisa mencoba untuk lebih baik lagi dalam mengelola pengeluaran. Sudah saatnya kita memisahakan mana kebutuhan primer dan skunder, sudah saatnya kita meninggalkan gaya hidup boros. Kalau kita renungkan justru dengan hidup hemat Negara kita akan labih kuat. Selama ini Negara kita terkenal dengan daya konsumsi masyarakat yang tinggi dibanding dengan daya produksinya. Sebagai contoh, saat ini Indonesia terkenal dengan Negara konsumen telepon seluler terbesar di dunia. Lihat saja mulai dari anak SD sampai orang tua sekarang mempergunakan telepon seluler, yang saat ini nampaknya sudah menjadi kebutuhan primer bukan lagi kebutuhan sekunder (Suara Merdeka, FHK, Desember 2008)

Sudah sepatutnya kita memaknai hidup ini secara sederhana, bukan malah selalu mempertontonkan apa yang kita punya. Bukankah nilai seseorang di mata orang lain tidak ditentukan oleh harta benda semata tetapi lebih ditentukan oleh akhlak dia sehari-hari.

Slogan hidup hemat sudah selayaknya digunakan oleh masyarakat kita. Hidup dengan jor-joran dalam memamerkan gaya hidup sudah tidak cocok lagi diterapkan di Negara kita. Ingat Negara kita masih dibilang Negara termiskin masih jauh dari apa yang disebut sejahtera. Dalam situasi sekarang ini alangkah lebih baiknya bila kita membiasakan hidup sederhana dan hemat.




Jurnal Pemasaran Pengaruh Brand Predictability

Analisis Pengaruh Brand Predictability, Brand Liking, Brand Competence, Brand Reputation, dan Trust in a Company Terhadap Trust in a Brand Sepeda Motor Yamaha : survei pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Tingginya penggunaan sarana transportasi dewasa ini tidak saja karena fungsinya yaitu untuk mengangkut penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain, namun sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh berbagai sektor. Dewasa ini perkembangan penggunaan sepeda motor sangat pesat sekali sesuai dengan perkembangan teknologi di dunia otomotif, sehingga tidak mengherankan lagi jika persaingan dalam usaha sepeda motor berlangsung dengan sangat ketat dan harga yang ditawarkan pun menjadi kompetitif, hal ini tidak hanya pada bentuk dan warna, namun juga pada merek.

Hal ini mendorong manajer meletakkan produk ke posisi yang tepat. Mereka akan berfikir bagaimana dapat mencuri perhatian pasar dimana terdapat pesaing yang juga menawarkan berbagai keunggulan produk. Penempatan pasar sasaran yang tepat akan sangat bermanfaat untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen dan keuntungan. Keputusan mengenai penentuan posisi produk, perusahaan harus melihat kekuatan dan kelemahan produk yang ditawarkan, memilih posisi tertentu agar lebih unggul dan dihargai. Dengan demikian, produsen dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan pasar sebagai dasar penetapan keputusan. Keberhasilan suatu keputusan memerlukan pemahaman tentang perilaku konsumen.

Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk adalah keputusan tentang merek. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing (Kotler, 2000).

Selain sebagai identitas dan pembeda suatu produk, merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dam jasa tertentu kepada konsumen. Merek-merek terbaik mampu memberikan jaminan kualitas kepada konsumennya (Kotler, 2000).

Pemberian merek ini merupakan masalah penting dalam strategi produk, di satu sisi pengembangan produk bermerek merupakan kegiatan investasi jangka panjang yang memerlukan dana besar khususnya untuk kegiatan iklan, promosi, dan pengemasan. Di lain pihak, produsen menyadari bahwa kekuasaan pasar justru terletak pada perusahaan bermerek (Kotler, 2000).

Demikian pula gambar yang dipakai sebagai simbol atau logo merek. Apalagi slogan, meski sering diiklankan untuk mendampingi nama dan logo suatu merek, tidak otomatis melekat di konsumen. Slogan memerlukan perjuangan yang berat untuk membentuk citra yang dikehendaki dari identitas merek. Namun citra merek di benak konsumen, belum tentu sama dengan identitas merek yang dikehendaki pemasar. Maka semakin jelaslah bahwa diperlukan banyak tenaga, pemikiran, dan uang untuk mengubah sebuah nama, logo, dan slogan yang mengiringinya untuk bisa menjadi ekuitas merek yang kuat.

Pembentukan citra merek juga dipengaruhi oleh pengalaman konsumen. Suatu eksperimen yang dilakukan konsumen, bisa mengubah menjadi persepsi yang dipunyai sebelum menggunakannya. Maka berbagai persepsi yang dipunyai sebelum menggunakannya. Maka berbagai persepsi yang timbul itulah yang membentuk imej keseluruhan dari merek. Pemgembangan produk itu sendiri sangat menentukan kelangsungan hidup suatu merek. Posisi merek terhadap produk memang cukup unik. Di satu sisi, mereka merupakan payung bagi produk. Artinya, dengan dibekali merek tertentu, nilai suatu produk pun bisa naik. Di sisi lain, performa produk pun juga ikut membentuk citra merek yang memayunginya.

Salah satu produk menjadi kebutuhan manusia saat ini yang mulai dibutuhkan adalah sepeda motor. Beragamnya merek dan jenis sepeda motor saat ini membuat konsumen banyak pilihan. Saat ini di Kabupaten Sleman saja sudah banyak dijumpai merek lama sudah semenjak dulu eksis, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Belum lagi ditambah dengan merek-merek baru seperti Kymco, KTM, Kanzen, Turbo, Sanex, dan lain-lain yang banyak ditawarkan perusahaan. Selain itu pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Sleman yang disebabkan oleh pendatang seperti mahasiswa, pedagang, dan lain-lain merupakan pasar potensial bagi produsen sepeda motor untuk mempromosikan dan memasarkan produknya.

Sepeda motor bagi sebagian orang dapat dijadikan sebagai suatu investasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, maka untuk itulah perlunya konsumen memilih sepeda motor yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Yamaha merupakan salah satu merek sepeda motor yang ikut meramaikan persaingan sepeda motor di Indonesia. Merek ini menghadapi persaingan ketat dengan merek-merek dari perusahaan lain di Indonesia. Bagian Research and Development Yamaha merancang sepeda motor Yamaha sebagai kendaraan yang nyaman, mudah dikendalikan dan akselerasinya bagus. Hal inilah yang diharapkan Yamaha dapat membangun imej yang baik melebihi merek-merek lain.

Alasan memilih obyek penelitian ini adalah karena sepeda motor Yamaha merupakan sepeda motor dengan penjualan terbesar nomor dua setelah Honda. Honda masih lebih unggul dibandingkan dengan Yamaha. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 2006 Honda telah menjual produknya sebanyak 2,3 juta unit, sedangkan Yamaha hanya sebesar 1,46 juta unit (http://isengiseng.wordpress.com).
Dengan adanya uraian diatas, peneliti bermaksud untuk membuat skripsi dengan judul "Analisis Pengaruh Brand Predictability, Brand Liking, Brand Competence, Brand Reputation, dan Trust in a Company Terhadap Trust in a Brand Sepeda Motor Yamaha : survei pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman".

Alasan memilih variabel diatas karena peneliti melihat pentingnya sebuah perusahaan perlu menyadari pentingnya berwawasan pelanggan dan mementingkan pelanggan (Consumer-oriented and driven) dengan menitikberatkan pada pembentukan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek.

2. Rumuan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah :
a. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman?
b. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman?

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand pada konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.

4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang kepercayaan akan merek, serta dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang kemudian diterapkan dalam dunia nyata di dalam mayarakat.
b. Bagi Pihak Lain
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan pembanding untuk penelitian yang mungkin permasalahannya hampir sama dengan penelitian ini.


TINJAUAN PUSTAKA

2. Landasan Teori

a. Pengertian Merek
Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Menurut American Marketing Association, Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 1998). Merek penting dalam pasar konsumen. Merek merupakan jembatan antara konsumen dan pelanggan.

Selain sebagai identitas dan pembeda suatu produk, merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada konsumennya (Kotler, 2000). Merek dapat memiliki enam level pengertian :
1) Atribut. Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan lain-lain. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk mengiklankan produknya.
2) Manfaat. Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan/atau emosional. Atribut "tahan lama" dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional. Atribut "mahal" mungkin dikembangkan menjadi manfaat emosional.
3) Nilai. Merek juga menyatakan nilai produsen. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai ini.
4) Budaya. Merek juga mewakili budaya tetentu. Mercedes mewakili budaya Jerman, terorganisasi, efisien dan bermutu tinggi.
5) Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu, kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seseorang terkenal.
6) Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Pemakainya berkaitan mengenai penghargaan pada nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut.

Jika orang-orang dapat melihat keenam dimensi dari suatu merek, maka merek tersebut disebut merek yang mendalam, jika sebaliknya disebut merek yang dangkal.
c. Kepercayaan Merek
Kepercayaan didefinisikan sebagai pengharapan kelompok-kelompok dalam suatu transaksi dengan resiko-resiko yang harus mereka tanggung sebagai akibat dari penyandaran dan perlakuan terhadap pengharapan mereka itu (Lau dan Lee, 1999). Seorang individu memliki keyakinan atau kepercayaan akan munculnya suatu peristiwa jika dia mengharapkan hal tersebut terjadi. Kepercayaan adalah kesediaan untuk bersandar pada kelompok lain dengan siap menghadapi resiko yang akan dihadapinya. Kesediaan ini muncul dari pemahaman terhadap kelompok lain berdasarkan pada pengalaman sebelumnya. Kemauan ini juga melibatkan pengharapan akan datangnya outcome yang positif karena kelompok yang lain, selain memang ada kemungkinan jika kelompok lain dapat membawa outcome yang negatif (Lau dan Lee, 1999).
Kepercayaan terhadap merek merupakan kesediaan atau kemauan konsumen dalam menghadapi resiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli akan memberikan hasil yang positif atau menguntungkan (Lau dan Lee, 1999).

Terdapat lima faktor yang mempengaruhi trust in a brand, yaitu : brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company.

1) Brand Predictability
Brand predictability berkaitan erat dengan kemampuan kelompok untuk meramalkan perilaku kelompok yang lain. Merek yang dapat diprediksi adalah merek yang memungkinkan konsumen untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dengan percaya diri yang beralasan. Prediktabilitas ini dapat terkait dengan tingkat kekonsistenan kualitas produk.

Shapiro dkk (Lau dan Lee, 1999) menggambarkan tiga kepercayaan yang dapat ditemui dalam hubungan bisnis; kepercayaan yang berdasar pada penolakan, kepercayaan yang berdasar pada pengetahuan, dan kepercayaan yang berdasar identifikasi. Kepercayaan yang berdasar pada pengetahuan tercipta jika suatu kelompok memiliki informasi yang cukup tentang kelompok lainnya untuk memahami dan memprediksi tingkah lakunya. Kelly dan Stahelski (Lau dan Lee, 1999) berpendapat bahwa prediktabilitas meningkatkan kepercayaan, seolah kelompok yang lain tidak dapat dipercaya, karena cara yang mengesampingkan kepercayaan dapat diprediksi. Prediktabilitas merek meningkatkan kepercayaan diri merek itu sendiri. Prediksi atau persepsi konsumen adalah bahwa suatu merek dapat diprediksikan erat kaitannya dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
2) Brand Liking
Brand liking adalah rasa yang tumbuh di hati konsumen terhadap suatu produk. Kesukaan kepada merek dapat mendorong seorang konsumen semakin percaya terhadap suatu merek. Kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain karena kesamaan visi dan daya tariknya. Bennet (Lau dan Lee, 1999) mengungkapkan bahwa untuk mengawali suatu hubungan, suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk membina hubungan dengan suatu merek, maka konsumen tersebut harus menyukai dulu merek tersebut. Ketika seorang konsumen sudah menyukai suatu merek, maka konsumen tersebut terikat untuk mengetahui berbagai informasi tentang produk tersebut guna menuju tahap mempercayai merek tersebut.
3) Brand Competence
Brand competence merupakan merek yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan yangdihadapi oleh konsumen dan memenuhi segala keperluannya. Kemampuan mengacu pada keahlian dan karakteristik yang memungkinkan suatu kelompok mempunyai pengaruh yang dominan. Sitkin dan Roth (Lau dan Lee, 1999) menganggap bahwa kemampuan merupakan elemen penting yang mempengaruhi kepercayaan.
Konsumen mungkin mengetahui Brand competence melalui penggunaan secara langsung atau komunikasi dari mulut ke mulut. Diyakini bahwa suatu merek mampu memecahkan permasalahannya, maka konsumen akan percaya terus pada merek tersebut. Dalam pasar industri, Swan dkk (Lau dan Lee, 1999) mengungkapkan bahwa sales people industry yang konsumennya merasa puas dan merasakan kompetensi merek yang ditawarkannya, akan mendapat kepercayaan lebih.
4) Brand Reputation
Brand reputation mengacu pada pendapat orang lain tentang bagus tidaknya dan dapat dipercaya tidaknya suatu merek. Brand reputation dapat dikembangkan melalui iklan dan hubungan dengan masyarakat (public relation), tetapi kemungkinan juga dapat dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk. Reputasi yang baik akan menguatkan kepercayaan konsumen. Greed dan Miles (Lau dan Lee, 1999) menemukan bahwa reputasi suatu partai dapat membawa pada pengharapan positif, yang dihasilkan dalam pengembangan timbale balik antar partai. Jika konsumen merasakan bahwa orang lain berpendapat bahwa merek tersbut itu memiliki reputasi yang bagus, maka konsumen tersebut dapat mempercayai merek itu untuk kemudian membelinya. Setelah berpengalaman memakai, jika ternyata merek tersebut dapat memenuhi harapan konsumen, maka dapat dinyatakan bahwa reputasi yang bagus sudah memberikan umpan balik dalam membangun kepercayaan konsumen.
Jika merek tidak memiliki reputasi yang bagus, konsumen akan menjadi semakin sangsi. Jadi persepsi konsumen bahwa suatu merek memiliki reputasi yang bagus sangatlah berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
5) Trust in a Company
Trust in a company adalah rasa percaya bahwa perusahaan itu bagus, bonafit, dan mempunyai kemampuan untuk menciptakan produk yang berkualitas.
Ketika kesatuan suatu komponen dipercaya, maka kesatuan-kesatuan yang lebih kecil juga cenderung dipercaya, karena kesatuan-kesatuan kecil tersebut bernaung pada kesatuan yang lebih besar. Dilihat dari segi perusahaan dan produk yang dikeluarkannya, perusahaan yang lebih besar merupakan kesatuan yang lebih besar, sementara itu merek merupakan kesatuan yang lebih kecil. Jadi konsumen yang menempatkan atau menaruh kepercayaan pada sebuah perusahaan, kemungkinan akan mempercayai merek yang dikeluarkannya.

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lau dan Lee (1999) dengan judul "Consumers Trust in a Brand and the Link in Brand Loyalty" yang terdapat pada Journal of Market Focused Management No.4 Desember 1999.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lau dan Lee (1999) menunjukkan bahwa brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company mempunyai pengaruh terhadap trust in a brand.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Persamaan :
1) Sama-sama meneliti tentang pengaruh brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap trust in a brand.
2) Analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi baik secara bersama-sama maupun parsial.
b. Perbedaan :
1) Variabel penelitian
Pada penelitian terdahulu variabel yang diteliti adalah brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan Trust in a Company baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap trust in a brand dan brand loyalty, sedangkan pada penelitian ini variabel brand loyalty tidak diteliti.
2) Obyek penelitian
Pada penelitian terdahulu obyek yang diteliti adalah berbagai barang konsumsi yang ada di pusat perbelanjaan Singapura, sedangkan pada penelitian ini obyeknya adalah sepeda motor Yamaha.
3) Sampel
Responden yang dijadikan sample pada penelitian terdahulu sebanyak 263 responden, sedangkan pada penelitian ini jumlah responden yang dijadikan sample sebanyak 100 responden.
BERIKUTNYA......