Kamis, 22 Januari 2009

Kalender 2009 Dark Night Joker

Susah banget cari kalender 2009 yang bergambar Joker. Tunjukkan aja kreativitasmu……

Why So Serious? Why so Seriuous?
Why So Serious?

Lebih besar...!!


Rabu, 21 Januari 2009

Pengaruh Atribut Produk Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Jurnal Pemasaran Pengaruh Atribut Produk Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan yang semakin modern ini, dimana tingkat persaingan semakin ketat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, maupun informasi, maka masalah yang dihadapi dunia usaha semakin rumit. Perkembangan ekonomi serta dukungan sarana transportasi yang cukup banyak, berdampak secara langsung terhadap mobilitas manusia itu sendiri. Sarana transportasi yang disediakan baik di dalam maupun di luar kota akan membuat jarak dan waktu semakin tak berarti, terbukti hanya dalam waktu beberapa jam saja seseorang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan jarak ratusan bahkan ribuan mil. Untuk menjembatani komunikasi orang-orang yang berlainan tempat itu dibutuhkan teknologi telekomunikasi sehingga muncul telepon seluler (ponsel), sehingga orang dapat menghubungi dan dihubungi dimanampun berada dengan jaringan yang tersedia.

Telepon seluler adalah suatu jenis telepon bergerak tanpa kabel yang menggunakan teknologi sel sebagai akses komunikasinya. Pada masa kini ponsel sudah bukan merupakan barang mewah lagi dibanding beberpa tahun silam. Masyarakat sudah banyak memanfaatkan teknologi ini baik bagi mereka yang mempunyai aktifitas yang menuntut mobilitas tinggi maupun mereka yang hanya sekedar mengikuti trend. Begitu populernya telepon seluler ini sehingga persaingan diantara penyedia layanan atau operator telepon seluler menjadi tidak terelakkan.
Setiap operator berlomba-lomba dalam hal teknologi dan pelayanan produknya untuk menarik pelanggan. Luas jaringan (coverage), kapasitas jaringan (capacity) untuk kemudahan komunikasi, serta promosi yang bagus untuk membentuk citra dan menempatkan posisi suatu produk (positioning) kepada masyarakat.

PT. Excelcomindo Pratama, Tbk., atau disingkat XL anak perusahaan dari Telekom Malaysia (TM), adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. XL beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, dan bisnis XL saat ini adalah Consumer Solutions sebagai penyedia jaringan selular dual band melalui kartu prabayar jempol dan bebas serta pascabayar Xplor dan Business Solutions sebagai penyedia layanan solusi korporat berbasis sirkit sewa (leased line), broadband dan IP (Internet Protocol). Pada 21 September 2006, XL telah meluncurkan XL 3G, layanan telekomunikasi selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. Dengan semuanya itu XL sudah siap untuk memasuki era full Internet Protocol, yaitu adanya konvergensi layanan voice, data, video dan broadcasting.

PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) telah membangun lebih dari 1.600 BTS, dengan demikian per tanggal 30 Juni 2007, XL telah memiliki hampir 9,000 BTS di seluruh Indonesia dengan jangkauan 85% penduduk Indonesia. XL telah mengambil langkah-langkah ke depan untuk lebih meningkatkan kualitas jaringannya kepada para pelanggan, juga meningkatkan cakupan jaringan dan kapasitas dengan membelanjakan belanja modal sebesar Rp 2,9 triliun pada semester pertama tahun 2007. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada belanja modal semester pertama tahun 2006 yaitu Rp 2,3 triliun. Jumlah BTS yang didalamnya sudah termasuk 3G Node B, telah meningkat 59% dari 5.606 BTS pada semester pertama 2006 menjadi 8.936 BTS pada semester pertama 2007.

Di awal tahun 2007, XL telah meluncurkan sejumlah program pemasaran untuk meningkatkan pemakaian oleh pelanggan. Untuk pelanggan bebas, XL meluncurkan Rp 10/detik untuk operator lain dan Rp1/detik untuk sesama XL tanpa syarat apapun. Selain itu, untuk dapat menikmati tarif ini pelanggan bebas tidak perlu melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Masa berlaku tarif promosi ini untuk nasional. Program bebas lebih murah dapat dinikmati oleh seluruh pelanggan bebas tanpa syarat dan ketentuan apapun. Ini sebagai bentuk komitmen XL untuk memberikan layanan yang semakin baik baik dalam kualitas maupun harga terjangkau. Sejak diluncurkannya program tarif Rp10/detik untuk operator lain dan Rp1/detik untuk sesama XL, tercatat lebih dari 1 juta pengguna kartu bebas telah mendaftarkan beberapa nomor tujuan telepon mereka guna menikmati tarif yang paling murah ini. Program ini juga telah meningkatkan 5-10 persen jumlah pengguna bebas. Jumlah pelanggan kartu bebas pada kuartal I-2007 adalah hampir 50 persen dari total pelanggan XL yang berjumlah 10,1 juta. Sebagai hasil dari berbagai program pemasaran yang menarik. (Sumber : http://www.xl.co.id/)

Factor yang akan menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan memperoleh keuntungan atau tidak adalah banyak sedikitnya kepuasan yang akan diterima konsumen dari produk yang ditawarkan. Pada garis besarnya, perusahaan harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang dihasilkan diantaranya harga yang terjangku, kualitas yang baik, warna kemasan produk yang menarik, dan yang lainnya. Selain atribut produk tersebut pemasar juga harus mampu mengkomunikasikan produk yang mereka hasilkan, setrategi bauran promosi seperti iklan dan rekomendasi dari mulut ke mulut akan dapat mempengaruhi keputusan beli konsumen. Promosi seperti iklan merupakan alat komunikasi pemasaran perusahaan kepada calon pembeli maupun pelanggan, selain komunikasi secara personal antara pelanggan dengan calon pelanggan (word of mouth). Konsumen yang telah menggunakan produk merupakan suatu sumber informasi yang penting bahkan dapat memiliki pengaruh dan respon ke konsumen lain dalam melakukan keputusan pembelian. Begitu juga dengan iklan suatu produk yang ditayangkan baik di media cetak maupun elektronik akan berpengaruh dalam pemberian informasi secara singkat mengenai produk yang ditawarkan.
Menyadari hal tersebut, usaha pamahaman akan perilaku konsumen adalah sangat penting untuk mencapai keberhasilan pemasaran. Dengan mamahami perilaku konsumen dalam memilih produk, pamasar dapat memahami dengan sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pembeli dan calon pembeli akan memperhatikan dan mencari informasi mengenai karakteristik produk dari produk tersebut, sebelum mereka melakukan keputusan pembelian. Seorang akan mengalami tahap-tahap dalam proses pembelian seperti menganalisis kebutuhan, mencari informasi, menetapkan tujuan pembelian, mengidentifikasi alternative pembelian, dan mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran (Basu Swastha dan Irwan, 1986 : 121).

Suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen jika perusahaan mengetahui perilaku konsumen dalam kaitannya dengan keputusan untuk membeli baik barang maupun jasa untuk mengetahui apa yang menjadikan konsumen memutuskan pembelian suatu produk maka perlu ditentukan atribut-atribut yang mendukung. Dengan menentukan atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat diketahui atribut mana yang sudah sesuai maupun belum sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen untuk selanjutnya perusahaan dapat mengembangkan dan menyempurnakan produknya agar lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meniliti atribut produk dan bauran promosi yang dilakukan oleh operator seluler khusunya PT. Excelcomindo Pratama atas produknya XL Bebas terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka peneliti mengambil judul : Analisis Pengaruh Atribut Produk dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kartu Perdana XL Bebas di Sleman.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, secara rinci masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah variabel merek, bukti fisik, iklan, dan rekomendasi dari mulut ke mulut berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Sleman ?
2. Di antara variabel-variabel bebas tersebut diatas, variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Sleman ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas seperti merek, bukti fisik, iklan, dan rekomendasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Sleman.
2. Untuk mengetahui variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Sleman.

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh dari atribut seperti seperti merek, bukti fisik, iklan, dan rekomendasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Sleman.
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi penulis dan bagi mahasiswa yang memerlukan, juga sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai minat pada bidang pemasaran khususnya perilaku konsumen mengenai pengaruh atribut produk dan bauran promosi terhadap keputusan pembelian.

2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang diambil dari jurnal yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Sigit Haryono, 2004) yang berjudul “Atribut Produk, Bauran Promosi, Serta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian simPATI Nusantara”. Meskipun tema yang diambil sama yaitu tentang pengaruh dimensi atribut produk dan bauran promosi terhadap keputusan pembelian tetapi pada penelitian ini penulis mengurangi satu variabel yang semula enam variabel menjadi lima variabel dan fokus penelitian ada pada kartu perdana XL Bebas di Kabupaten Sleman. Adapun dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sigit Haryono jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta dengan peneliti mempunyai persamaan dan perbedaan. Deskripsi penelitian yang dilakukan oleh Sigit Haryono adalah sebagai berikut :

1. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pelanggan kartu prabayar simPATI Nusantara yang tinggal di komplek Perumahan Kekancan Mukti berjumlah 125 orang. Sampelnya ditetapkan sebanyak 100 orang.

2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik statistik inferensial dengan regresi liner berganda.

3. Hasilnya
a. Hasil analisis deskriptif, secara umum responden memberikan tanggapan yang positif terhadap variabel merek (X1), bukti fisik (X2), iklan (X3), promosi penjualan (X4), dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (word of mouth) (X5) tentang kartu prabayar simPATI Nusantara. Hal ini dapat dilihat dari mean untuk masing-masing variabel.
Seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Rekapitulasi mean masing-masing variabel
Variabel Mean
Merek (X1) 4,14
Bukti fisik (X2) 3.93
Iklan (X3) 3,86
Promosi penjualan (X4) 4,18
Rekomendasi dari mulut ke mulut (X5) 4,09
Struktur keputusan pembelian (Y) 4,11
b. Diantara semua variabel yang diteliti, variabel rekomendasi personal dari mulut ke mulut memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur keputusan pembelian dengan koefisien determinasi (r2) sebesar 8%.

4. Persamaan Penelitian
Penelitian sebelumnya dengan penelitian sedang atau saat ini diteliti oleh peneliti memiliki beberapa persamaan yaitu :
a. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan analisis regresi berganda.
b. Variabel terikatnya sama yaitu keputusan pembelian.

5. Perbedaan Penelitian
Penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti mempunyai beberapa perbedaan antara lain sebagai berikut :
a. Penelitian dahulu meneliti kartu prabayar simPATi Nusantara, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah kartu prabayar XL Bebas dari PT. Excelcomindo Pratama, Tbk
b. Lokasi penelitian dahulu dilakukan di komplek Perumahan Kekancan Mukti, Kelurahan Pedurungan Tengah, Kecamatan Pedurungan, kota Semarang. Sedangkan peneliti melakukan penelitian di Kabupaten Sleman Propinsi Yogyakarta.
c. Variabel dari penelitian dahulu berjumlah enam variabel yaitu merek (X1), bukti fisik (X2), iklan (X3), promosi penjualan (X4), dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (word of mouth) (X5) dan Struktur keputusan pembelian (Y). Sedangkan saat ini peneliti menggunakan lima variabel yaitu merek (X1), bukti fisik (X2), iklan (X3), dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (word of mouth) (X4) dan Struktur keputusan pembelian (Y).

B. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dan mempunyai peranan yang memberikan andil besar bagi perusahaan dalam dunia usaha. Aspek pemasaran sangat penting unuk mendukung terciptanya suatu perusahaan yang handal dalam memenangkan perasaingan dengan perusahaan yang lain terutama perusahaan sejenis. Jadi tidaklah mengherankan apabila suatu perusahaan pada saat ini memfokuskan pada aspek pemasaran sebagai usaha dalam memenuhi dari kebutuhan para konsumen.

Di bawah ini ada beberapa pendapat yang berlainan dalam memberikan gambaran pemasaran, akan tetapi mempunyai maksud yang sama.
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo W 1998 : 178-179)

Gambaran tentang pemasaran menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu-individu dan kelompok dapat memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai individu dan kelompok (Kotler Philip, 1993 : 7)

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Pemasaran adalah suatu proses bisnis yang dinamis, sebuah proses integral yang menyeluruh. 2. Program pemasaran dimulai dari rencana produk atau jasa sampai keinginan konsumen benar- benar terpenuhi.
3. Kegiatan pemasaran disini mempunyai tujuan yaitu menciptakan pembelian
4. Pemasaran akan berhasil jika memaksimalkan penjualan dan memuaskan konsumen.
Dari pengertian-pengertian diatas kita dapat pahami bahwa sasaran kegiatan pemasaran merupakan pemuasan kebutuhan manusia itu sendiri. Orientasi pemasaran dalam hal ini merupakan pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen akhir dan konsumen industri ; kegiatan pemasaran akan sukses jika orientasinya kepada konsumen, produk yang dihasilkan perusahaan harus mempunyai keunggulan komparatif, keunggulan ini bisa melalui penekanan ongkos produksi (cost leadership) atau pada diferensiasi produk (product differentiation).

2. Konsep Pemasaran.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien oleh perusahaan itu sendiri. Secara definisi konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo adalah :
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuha konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran ini memberikan gambaran kepada kita bahwa perusahaan akan terus berjalan dengan baik apabila orientasi yang mereka gunakan adalah orientasi pada konsumen atau pasar.

3. Perilaku Konsumen
Konsumen dalam melakukan keputusan beli terhadap suatu produk atau jasa sering dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk atau jasa yang sejenis, keterbatasan informasi yang ada dimanfaatkan oleh pemasar dengan melakukan promosi salah satunya iklan, yang merekan kembangkan di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Konsumen juga akan merasa puas jika perusahaan memberikan yang lebih dari sekedar manfaat produknya saja, maka pemasar dengan alat pemasarannya menggunakan promosi penjualan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembelian. Maka pemasar harus mampu memahami dan mempelajari perilaku konsumen. Gambaran perilaku konsumen menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 1987 : 10 sebagai berikut :
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dari definisi diatas diperoleh kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan individu yang dipengaruhi aspek eksternal dan internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkosumsi barang atau jasa yang diinginkan.
Model perilaku konsumen dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Rangsangan dari luar itu digunakan untuk memberi atau menjadi pengaruh terhadap perilaku konsumen dalan keputusan pembelian terutama dalam hal ini marketing stimulus digunakan oleh pemasar dalam rangka memberi infomasi terhadap pembelian produk yang ditawarkan kapada konsumen.

Marketing stimulus dari para pemasar biasanya berupa produk/jasa, harga/tariff, tempat/lokasi, promosi. Mereka menggunakah variabel tersebut untuk mempengarui konsumen dalam melakukan keputusan pemebelian atau penggunaan produk atau jasa mereka dari masing-masing stimulus tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap keputusan beli konsumen, untuk stimulus produk, produk mempunyai atribut-atribut produk seperti merek, bukti fisik dan lain-lainnya, untuk stimulus promosi sendiri akan dibahas dibawah ini seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut.

Produk tidak hanya atribut fisiknya saja, tetapi meliputi sifat-sifat non fisik seperti merek, label, warna, bungkusnya dan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut digunakan sebagai cara memuaskan kebutuhan manusia, kombinasi yang berbeda akan memberikan kepuasan yang tersendiri. Menurut (Basu Swastha DH, 1984:94) produk didefinisikan sebagai suatu sifat yang komplek baik dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai atribut produk khususnya merek dan bukti fisik dari suatu produk.

4. Atribut Produk
Syarat suatu produk adalah adanya atribut yang mendukungnya karena jika tidak ada atribut yang mendukungnya maka bukankah suatu produk (Kotler, 1992 : 72) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
Adanya atribut yang melekat pada suatu produk dapat digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian atribut produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan setrategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Atribut produk terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Atribut yang berwujud (tangiable)
Adalah sesuatu ciri produk yang berwujud, antara lain meliputi harga, kemasan, kualitas, desain produk, label dan warna.
2. Atribut yang tidak berwujud (intangiable)
Adalah ciri suatu produk yang tidak berujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan penghasil produk tersebut. Seringkali atribut yang tidak berujud juga terdapat pada pandangan atau image konsumen terhadap merek yang diberikan perusahaan. Dari definisi diatas konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang dapat memuaskan konsumen seperti merek.

1) Merek (Branding)
Merek (Branding) adalah penggunaan nama, tanda, desain (atau kombinasi ketiganya) untuk membedakan suatu barang atau jasa yang dibuat oleh suatu atau sekelompok produsen dangan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen lain (Marwan Asri 1991:231)
Merek (Branding) itu sendiri mempunyai peranan yang cukup penting baik bagi pembeli (konsumen) itu sendiri mempunyai peranan yang cukup penting, baik bagi pembeli (konsumen) maupun bai penjual (produsen). Wright dan Warner berpendapat bahwa sebelum seseorang menyukai suatu barang ia akan menalami tiga tahap kejiwaan, yaitu : Awareness, Acceptance, dan Preference, (Wright, J.S Warner, DE.S. “Advertesing”, Mc. Graw-hill Bool co, Inc, New York)

a. Kesadaran (Awareness)
Pada tahap pemulaan ini seseorang disediakan tentang adanya seuatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan tertentu. Pada tahap ini ia belum menentukan merek mana yang akan dipilih sebagai pemuas kebutuhan.
b. Penerimaan (Acceptence)
Selanjutnya apabila orang tersebt telah mendatkan gambaran yang luas tentang kelebihan suatu merek tertentu maka akan menerima merek tersebut dan menyimpannya dalam ingatan, pada tahap ini suatu merek akan mulai menampakkan hasil.

c. Kesetiaan (Preference)
Seseorang yang telah berkali-kali membeli merek tertentu dan merasakan merek tersebut, maka orang tersebut telah memiliki suatu kesetiaan kepada merek tersebut.
Berkenaan dengan ini, Langhoff (Langhoff P. : “Option in Campaign Evaluation”, journal of advertising research. Dec. 1967) menguraikan pendapatnya tentang hubungan antara derajat (Cognitive) seseorang terhadap suatu barang dengan sikap terhadap barang tersebut. Hubungannya ditunjukkan dalam suatu grafik pada gambar 1.1 meskipun maksud hamper sama, Langhoff membagi sikap seseorang menjadi Acceptability, Preference, dan Loyality.

Pada level paling rendah, menurut Langhoff, seseorang hanya mengetahui sepintas lalu suatu iklan tentang produk tertentu (awareness of advertisement). Ia belum memperhatikan barang yang ditawarkan oleh advertensi tersebut. Pada tingkat berikutnya ia akan mempu mengingat produk yang pernah dilihat atau didengarnya beberapa waktu lalu sebelumnya. Berarti ia telah mempunyai perhatian perhatian terhadap produk (awareness of product appeals). Pada tahap ketiga seseorang telah mengetahui berbagai kelebihan suatu merek tertentu, karena ia sudah memakainya beberap waktu yang lalu, berarti ia telah mentimpan merek tertentu dala ingatannya (product in-use knowledge)

Sumbu tegak (affect) menunjukkan tanggapan seseorang terhadap suatu produk, yang berkisar antara acceptability hingga loyality. Pada tingkat pertama seseorang akan “menerima” kehadiran suatu produk, mengharapkan produk tersebut mampu memuaskan kebutuhannya. Dari sakian banyak merek ia akan memilih merek tertentu (preference) sampai akhirnya ia akan “setia” (loyality) pada merek tersebut. Meskipun dalam gambar tampak tingkatan yang jelas, tetapi pada kenyataannya proses ini akan berjalan secara sinambung.

2) Bukti Fisik Produk
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas ‘segala sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas serta daya beli pasar. Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur (feature) dan rancangan (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354)

a) Kualitas Produk (Product Quality)
Merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut produk lainnya (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354)
b) Fitur (Feature) Produk
Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambahkan beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.

c) Rancangan Produk
Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Rancangan yang dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354)
Secara utuh produk tidak hanya menyangkut fisik saja, melainkan perlengkapan, pamasangan, manfaat, instruksi pemakaian, pembungkusan dan perawatannya, bahkan juga sampai pada merek (yang memuaskan kebutuhan psikologis) serta kepastian tentang adanya pelayanan setelah pembelian.

5. Bauran Promosi (Promotional Mix)
Promosi juga sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Promosi digunakan perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai :
Arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseoran atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha DH, Ibnu Sukotko, 1998 : 222)

Perusahaan mengembangkan ilmu pemasaranyya melalui penggunaan iklan (advertensi), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan, hubungan masyarakat (public relation). Program perusahaan tersebut disebut bauran promosi (promotional mix, promotional blend, communication mix). (Fandy Tjiptono, 2000 : 222), khusunya untuk iklan dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut yang merupakan bagian dari promosi yang akan dijelaskan di bawah ini :
1) Iklan
Gambaran iklan menurut (Fandy Tjiptono, 1997 : 226) sebagai berikut :
Iklan adalah bentuk komunukasi tidak langsung, yang didasari informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah seseorang untuk melakukan pembelian.
Iklan merupakan usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, atau suara, atau kombinasi yang diarahkan kepada masyarkat secara luas dan tidak langsung.
2) Reomendasi dari Mulut ke Mulut (word of mouth)
Rekomendasi personal dari mulut ke mulut (word of mouth), yang merupakan salah satu dari bauran promosi ini efek multiplier dari varibel ini bervariasi antra industri dan antar situasi, namun pengalaman-pengalaman nagit venderung memiliki akibat yang lebih besar dibanding pengalaman-pengalaman positif. Para pelanggan yang tidak puas cenderung menceritakan pengalaman buruk mereka diabandingkan dengan penalaman baik mereka, dengan demikian komunikasi word of mouth negatif dapat secara signifikan mengurangi efektifitas periklanan dan unsur-unsur lain bauran promosi (Adrian Payne, 2000 : 2002)

6. Struktur Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Konsumen akan melewati tahap-tahap dalam proses pembelian sebelum melakukan pembelian actual, tahap-tahap ini dapat dilihat pada gambar 1.2 dibawah ini

Seluruh proses tersebut tidak dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya, tidak dilaksanakannya beberapa tahap dari proses tersebut hanya mungkin terdapat pada pembelian yang bersifat emosional. Jadi, keseluruhan proses tersebut hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya pada pembelian pertama, atau pada pembelian barang yang mempunyai harga tinggi (Basu Swasta dan Irawan, 1987 : 120)

Tahap penilaian menuntun konsumen untuk membentuk perangkat pilihan yang bersusun di antara berbagai sasaran yang merupakan pilihan dalam perangkat penggeraknya. Lazimnya, seorang konsumen akan membeli barang yang ia paling senangi. Namun terdapat sejumlah tautan tambahan antara perilaku penilaiannya dan keputusan pembelian, menurut Kotler adalah sabagai berikut :
a. Pandangan orang lain
Niat untuk membeli akan dipengaruhi pandangan orang lain terhadap pemilihan sesuatu yang tergantung pada dua hal. Pertama, intensitas sikap orang lain yang bersikap negarif itu, dan yang kedua, dorongan di hati konsumen untuk tunduk pada keinginan orang lain. Semakin besar negatifisme orang itu, dan semakin akrab orang lain tersebut dengan konsumen, maka semakin besar pulalah kesediaan konsumen untuk meninjau niatnya untuk membeli.
b. Faktor-faktor situasi yang dapat diperkirakan
Konsumen membentuk niat atas dasar factor-faktor seperti pendapatan keluarga yang dapat diharapkan, biaya total yang dapar diperkirakan, dan keuntungan total yang diharapkan dapat dipetik dari produk tersebut.
c. Factor-faktor situasi yang tidak dapat diperkirakan
Pembeli mungkin tidak dapat membeli persetujuan yang diinginkan. Konsumen mungkin tidak mnyukai penampilan atau tingkah laku penjual atau cara-cara yang diperlihatkan ditokonya. Para pemasar yakin bahwa factor-faktor yang tak dapat diperkirakan dalam situasi hubungan yang kritis dapat berpengaruh besar pada keputusan akhir.
Setelah tahap-tahap di muka dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan dijumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya (Basu Swasta dan Irawan, 1986 : 121). Komponen-komponen keputusan tersebut akan dibahas di bawah ini.

a) Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu, keputusan tersebut menyangkut pula, mutu produk, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui keinginan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.

b) Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan terendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

c) Keputusan tentang penjualnya.
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaiman konsumen memilih penjual tertentu.

d) Keputusan tentang cara pembayarannya
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pemabayarannya.

C. Kerangka Pemikiran
Kerangaka pemikiran adalah suatu model konseptual tentang bagaiman teoti berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sabagai masalah riset (Husein Umar, 2003 : 157). Kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y)

Dari kerangka pemikiran tersebut diatas dapat dilihat perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi rangsangan dari luar salah satunya marketing stimulus yaitu produk, dalam hal ini atributnya berupa : merek (X1), bukti fisik (X2), serta promosi khusunya iklan (X3) dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (X4) sabagai variabel bebasnya. Keempat variabel diatas merupakan bagian rangsangan dalam melakukan pengambilan keputusan beli seorang konsumen.

D. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan dan juga dapat menuntun atau mengarahkan selanjutnya. (Husein Umar, 2003 : 104) maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel merek (X1), bukti fisik (X2), iklan (X3), dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (word of mouth) (X4) baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Kabupaten Sleman.
2. Variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kartu perdana XL Bebas di Kabupaten Sleman adalah variabel iklan.


BERIKUTNYA........

Jumat, 02 Januari 2009

Kamus On Line

Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (Etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh pengunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.



Kita sering menemukan kata-kata asing ketika kita sedang mainan internet dan itu sering membuat kita bingung, jengkel dan ujung-ujungnya marah-marah sendiri. “Iyo to…”. Nah.. supaya ngak bingung dan ngak dikira orang stress karena marah-marah sendiri, para gudegku dapat mencoba kamus-kamus on line di bawah ini, semoga bermanfaat.

google translate

kamus ugm

inbahasa

kamusonline

freedict

Untuk yang dibawah ini kamus Bahasa Indonesia.

pusat bahasa diknas

Pengaruh Brand Predictability 2 'LANJUTAN'

3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka pemikiran penulis dapat digambarkan sebagai berikut :
Trust in a Brand (Y)
· Brand Predictability (X )
· Brand Liking (X )
· Brand Competence (X )
· Brand Reputation (X )
· Trust in a Company (X )

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company mempunyai pengaruh terhadap trust in a brand.

4. Hipotesis
Proposisi sebagai sebuah pernyataan mengenai konsep yang mungkin dipertimbangkan sebagai benar atau salah jika itu mengacu kepada fenomena yang dapat diamati. Ketika proposisi diformulasikan untuk pengujian empiris, ini disebut hipotesis. Hipotesis juga digambarkan sebagai pernyataan dalam penentuan variabel terhadap kasus. Sebuah kasus didefinisikan sebagai entitas atau sesuatu hipotesis membicarakan mengenai itu (Cooper dan Schindler, 2001).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand.
b. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand.

METODE PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah konsumen sepeda motor Yamaha.

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami dan atau meramal beberapa aspek perilaku dari populasi yang diamati (Soehardi Sigit, 1999). Dalam penelitian survei, informasi dari responden dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup yaitu jawaban sudah diberikan dari pernyataan/pertanyaan.

3. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.

4. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2003). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari konsumen sepeda motor Yamaha yang ada di wilayah Kabupaten Sleman.
a. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability sampling, dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono; 2003). Alasan menggunakan teknik non probability sampling karena ukuran populasi jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling yaitu metode pengambilan sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti (Sugiyono, 2003).
b. Besarnya Sampel
Besarnya sampel merupakan banyaknya individu, subyek atau elemen dengan populasi yang diambil sebagai sampel (Soehardi Sigit, 1999). Jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini ditetapkan sebanyak 100. Penentuan jumlah sampel ini didasarkan pada pendapat Fraenkel dan Wallen (dalam Soehardi Sigit; 1999) yang menyatakan bahwa besarnya sampel minimum untuk penelitian deskriptif adalah sebanyak 100 responden.

5. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi dari suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo; 1999).

6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 1999).

7. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah simbol dalam penelitian yang ditentukan oleh angka maupun nilainya (Cooper dan Schindler, 2001).
a. Variabel bebas (Independent Variabel) dalam penelitian ini adalah :
1. Brand Predictability (X )
2. Brand Liking (X )
3. Brand Competence (X )
4. Brand Reputation (X )
5. Trust in a Company (X )
b. Variabel terikat (Dependent Variabel) dalam penelitian ini adalah Trust in a Brand (Y).

8. Definisi Operasional Variabel
a) Brand Predictability
Merupakan kemampuan sebagian orang untuk mengantisipasi dan memprediksi tentang kinerja merek, pengukurannya menggunakan indikator :
1) Kinerja merek.
2) Konsekuensi/akibat.
3) Konsisten.

b) Brand Liking
Merupakan rasa yang tumbuh di hati masyarakat terhadap suatu produk. Brand liking dapat mendorong seseorang semakin percaya terhadap suatu merek.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur akan merek :
1) Rasa suka.
2) Favorit.

c) Brand Competence
Merupakan merek yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan konsumen dan menemukan dengan kebutuhannya. Kemampuan mengacu pada keahlian dan karakteristik yang memungkinkan satu pihak mempunyai pengaruh yang dominan. Konsumen mungkin mengetahui brand competence melalui penggunaan langsung atau komunikasi dari mulut ke mulut.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur brand competence :
1) Merek Terbaik.
2) Performa.

d) Brand Reputation
Merupakan acuan yang bersumber dari pendapat orang lain tentang kualitas dari merek tersebut, dengan indikator :
1) Reputasi.
2) Prestasi.

e) Trust in a Company
Merupakan rasa percaya bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk menciptakan produk yang berkualitas.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur trust in a company :
1) Percaya tidak merugikan.
2) Percaya tidak mengecewakan.

f) Trust in a brand
Merupakan keyakinan seorang konsumen terhadap kredibilitas atau reputasi sebuah produk dalam memenuhi kebutuhannya. Indikatornya antara lain :
1) Percaya terhadap merek ini secara menyeluruh.
2) Percaya terhadap merek ini karena tidak akan mengecewakan.

9. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran skala pada variabel yang akan diteliti yaitu skala interval. Skala interval ukuran yang tidak semata-mata menunjukkan urutan obyek penelitian berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informai tentang jarak perbedaan (interval) antara tingkatan obyek yang satu dengan obyek yang lain (Djarwanto, 1996).

Untuk mengukur tanggapan atau sikap responden tersebut, maka penulis menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2003). Dalam skala likert umumnya berisi lima tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuesioner. Lima tanggapan tersebut antara lain (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

Adapun dari tiap-tiap tanggapan tersebut dalam setiap item pertanyaan kemudian diberi skor, antara lain :
a. Sangat Setuju skor nilai = 5
b. Setuju skor nilai = 4
c. Ragu-ragu skor nilai = 3
d. Tidak Setuju skor nilai = 2
e. Sangat Tidak Setuju skor nilai = 1
Penggunaan skala likert pada variabel yang akan diukur dijabarkan manajadi indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun instrument berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah bobot dari jawaban dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing reponden dapat dikelompokkan dalam kelas interval dengan jumlah kelas = 5,

Dari informasi diatas diketahui kriteria pendapat responden mengenai tingkat keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai jawaban 1,00 – 1,79 = Sangat Tidak Setuju
2. Nilai jawaban 1,80 – 2,59 = Tidak Setuju
3. Nilai jawaban 2,60 – 3,39 = Netral
4. Nilai jawaban 3,40 – 4,19 = Setuju
5. Nilai jawaban 4,20 – 5,00 = Sangat Setuju

10. Validitas dan Reliabilitas
a) Uji Validitas
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 1999)

Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada masing-masing item dengan skor totalnya kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 12.0.
Syarat suatu instrumen dapat dikatakan valid bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih dari 0,3 (Sugiyono, 2007).

b) Uji Reliabilitas
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan untuk mengukur tanpa kesalahan dan hasilnya selalu tetap konsisten, meskipun digunakan oleh orang lain atau di tempat yang lain untuk mengukur hal yang sama.

Untuk menganalisisnya digunakan metode belah dua yaitu dengan membagi item pertanyaan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan nomor genap dan nomor ganjil. Item yang bernomor genap dimasukkan dalam variabel X, sedangkan item yang bernomor ganjil dimasukkan dalam variabel Y. Skor untuk masing-masing item belahan dalam daftar dan dijumlahkan untuk mengukur reliabilitas digunakan program SPSS 12.0.

Jika hendak mengambil keputusan-keputusan kelompok, maka variabel-variabel dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien reliabilitas = 0,5 atau lebih (Arif Pratista, 2001). Dalam hal ini bila diketahui koefisien = 0,5 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan tersebut reliabel.

11. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode :
a) Analisis Deskriptif
Adalah statistik yang berfungsi untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2003)

b) Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2003). Merupakan metode analisis yang menggunakan angka-angka yang dapat dihitung dengan metode statistik, kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.

a. Regresi Linier Berganda
Regresi berganda adalah analisis regresi linier untuk lebih dari dua variabel, berguna untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rumus regresi berganda adalah (Pratista, 2001) :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

b. Pengujian Hipotesis
1) Uji F
Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh-pengaruh variabel independen terhadap variabel secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas F hitung (sig F) dengan F tingkat signifikan ( =5%). Untuk menghitung F hitung digunakan program SPSS 12.0

Dengan hipotesis sebagai berikut :
Ha : b ,b ,b ,b ,b ≠ 0, berarti terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in the company terhadap trust in a brand akan merek sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.

Ho : b ,b ,b ,b ,b = 0, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand akan merek sepeda motor Yamaha di Kabupaten Sleman.

2) Koefisien Determinasi
Untuk mengukur sumbangan dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi ganda (R square atau R )
Jika R yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar, sebaliknya jika R semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel terikat semakin kecil. Besarnya koefisien determinasi ganda (R ) berada diantara 0 dan 1 atau 0<>
Dengan membandingkan probabilitas t hitung (sig t) dengan tingkat signifikansi α.
Perumusan hipotesis :
Ha : bi ≠ 0, ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand sepeda motor Yamaha.

Ho : bi = 0, ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand sepeda motor Yamaha.

Ketentuan kriteria pengujian hipotesis diatas menggunakan pengujian dua arah adalah sebagai berikut :
a) Ho ditolak dan Ha diterima jika probabilitas t hitung (sig t) <> tingkat signifikansi α (0,05), ini berarti tidak terdapat pengaruh siginifikan secara parsial antara brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation, dan trust in a company terhadap trust in a brand.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A, 1998, Marketing Research, sixth edition, John Wiley & Sons, Canada.

Cooper, R. Donald dan Schindler, Pamela S, 2001, Business Research Methods, Seventh Edition, McGraw-Hill.

Djarwanto, 1996, Mengenal Beberapa Uji Statistika dalam Penelitian, Edisi I, Cetakan I, Yogyakarta: Liberty.

Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi da Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip, 1998, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Alih bahasa : Hendro Teguh, dan Ronny A. Rusli) Jilid 2, Jakarta: Prenhalindo.

Kotler Philip dan A.B. Sutanto, 2000, Manejemen Pemasaran di Indonesia (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian) buku satu, Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Philip dan A.B. Sutanto, 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat
.
Lau, Geok Then and Sook Han Lee, 1999, Customer’s Trust in a Brand and the Link to Loyalty, Journal of Market Focussed Management, 4.

Pratista, Arif, 2001, Aplikasi SPSS 10.05 dalam Statistik dan Rancangan Percobaan, Bandung: Alfabeta.

Saptono, Hary, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan akan Merek Top 1 Formula 1 di Yogyakarta. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Sigit, Soehardi, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis Manajemen, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Lukman Offset.

Sugiyono, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2003, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Bandung: Alfabeta.